BJ. Habibie Telah Wafat | Teknorat, Bapak Demokrasi dan Presiden Ke-3 Indonesia




Santi's Blog - Akhirnya kabar itu pun datang. Menyeruak diantara jutaan hati masyarakat Indonesia, Bapak BJ. Habibie telah wafat. Mungkin sama seperti yang dirasakan masyarakat lainnya. Linangan air mata kesedihan yang teramat dalam. Perasaan kehilangan yang sungguh besar. Rasa khawatir  sulitnya mendapatkan sosok seperti BJ. Habibie seketika terpatri dibenak penulis. Tersentak kaget, lalu terhenyak tak percaya! beliau benar-benar telah tiada. Telah meninggalkan kita semua.

Selamat jalan Bapak BJ. Habibie, Tuhan lebih menyayangimu. Tuhan memanggilmu disaat dirgantara Indonesia menghiasi angkasa dunia, beliau akhirnya telah berpulang. Beliau telah berjuang keras untuk memajukan Indonesia. Menginspirasi jutaan masyarakat Indonesia untuk menjadi cerdas. Bahkan menjadi perhatian dunia akan kiprahnya di republik ini. Dengan air mata kesedihan, izinkan penulis menuangkan sekelumit kisah tentang seseorang bernama BJ. Habibie.

BJ. Habibie Telah Wafat

Rangkuman dari berbagai sumber, BJ. Habibie bernama lengkap Bacharuddin Jusuf Habibie. Beliau lahir di Parepare, Sulawesi Selatan pada tanggal 25 Juni 1936. Beliau terlahir dari pasangan Bugis dan Jawa. Ayahnya bernama Alwi Abdul Jalil Habibie dan Ibunya bernama R.A Tuti Marini Puspowardojo. Penulis pun merasa bangga. Sebagai orang yang terlahir dari Ibu yang asli Parepare (Ibu Nurmin), penulis bangga karena ternyata ada anak daerah Parepare yang sungguh cerdas.

Ayah dan Ibu BJ. Habibie datang dari keluarga yang dihormati dan merupakan sosok terpelajar. Ayahnya jebolan dari sekolah pertanian di Bogor. Sementara Ibunya berasal dari keluarga dokter. Ayahnya meninggal pada 3 September 1950. Penyebabnya adalah beliau terjatuh ketika menjadi Imam Shalat Isya. Pada moment inilah awal perkenalan BJ. Habibie dengan Suharto (Presiden ke-2 RI).

Ketertarikan BJ. Habibie di bidang mesin sudah terlihat sejak kecil. Ketika di tanya kakaknya "Titi Habibie", ia selalu menjawab ingin jadi "insinyur". Keinginan menjadi insinyur inilah kelak yang mengantarkan BJ. Habibie menjadi orang paling banyak mendapat perhatian di negeri ini. Beliau menyelesaika pendidikan menengah di Horgere Burger Scholl (HBS).

Tahun 1950 beliau  pindah ke Bandung dan besekolah di Gouvernements Middelbare School. Beliau bersekolah disitu sampai tahun 1951. Lanjut lagi tahun 1951 sampai 1954 beliau menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Katolik. Dalam masa pendidikannya, BJ. Habibie dikenal memiliki kepandaian dari rata-rata rekan seusianya.
Semasa sekolahnya, BJ. Habibie memiliki kemampuan menyelesaikan soal-soal dalam bidang matematika dan ilmu alam. Kemampuannya ini melebihih rekan seusianya. Boleh dikata pada dua bidang tersebut BJ. Habibie memiliki kemampuan yang menonjol. Kemudian keinginannya terhadap aeromodelling juga sudah muncul ketika di SMA. Hal ini karena beliau sering memperlihatkan model pesawat buatannya sendiri.

Setelah menyelesaikan pendidikan di SMA Katolik, beliau meneruskan studinya di Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI) yang saat ini menjadi Institut Teknologi Bandung (ITB). Kemudian tahun 1955 beliau akhirnya terbang ke Jerman untuk meneruskan studinya di jurusan konstruksi pesawat terbang  di Rheinisch Westfahlische Technische Hochschule atau RWTH yang berada di Kota Achen Jerman Barat.

BJ. Habibie merupakan satu-satunya mahasiswa yang datang ke Achen tahun 1955 yang menggunakan biaya sendiri. Ia di biayai langsung oleh ibunya untuk menempuh pendidikan di Jerman. Maka bisa sahabat bayangkan waktu itu, ayahnya telah tiada dan ia hanya memiliki ibu untuk membayai pendidikannya. Olehnya itu karena menggunakan biaya sendiri, beliau harus menyelesaikannya tepat waktu.

Kemampuan Bj. Habibie dalam berorgansiasi juga menonjol. Tahun 1957 beliau  menjadi Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (KPPI) di Kota Achen. Bahkan bersama rekan-rekannya mampu menyelenggarakan seminar internasional di Hamburg Jerman yang berlangsung selama enam hari, tanggal 20 sampai 25 Juli 1959. Kegiatan itu melibatkan seluruh mahasiswa Indonesia di Eropa. Namun sangat disayangkan beliau tidak sempat hadir pada acara tersebut karena beliau jatuh sakit. Tepatnya dua bulan sebelum seminar dilaksanakan, beliau di opname di sebuah kota bernama Bonn di tepian Sungai Rhein, negara bagian Nordrhein-Westfalen Jerman. Beliau sempat memasuki masa kritis, koma selama 24 jam dan hampir meninggal karena sakit. Alhamdulillah beliau bisa melewati masa kritisnya dan sembuh.

BJ. Habibie Telah Wafat

BJ. Habbie kemudian menyelesaikan pendidikan diploma tahun 1960 lalu diterima menjadi asisten peneliti disebuah Institut Konstruksi Ringan di RWTH. Kemudian di awal tahun 1962 beliau akhirnya mengambil cuti pulang ke tanah air selama tiga bulan. Keberadaannya di Bandung membawanya bertemu kembali dengan teman-temannya semasa SMA. Salah satunya adalah Hasri Ainun Basari.

Rupanya kepulangannya ke Bandung telah di atur dengan indah oleh Allah SWT, yang akhirnya beliau menikah dengan Hasri Ainun Basari pada tanggal 12 Mei 1962 yang kelak kemudian menjadi pendamping hidupnya dengan panggilan sayang "Ibu Ainun". Karena beliau telah menikah, maka bersama-sama dengan Ibu Ainun, pulang kembali ke Kota Achen Jerman.


Beliau mampu menyelesaikan pendidikan S1, S2 dan S3 di Jerman dalam waktu 10 tahun. Akhirnya pada tahun 1965 ia memperoleh gelar Doktor Ingenieur yaitu Doktor dalam Bidang Keahlian Teknik dengan predikat kelulusan Summa Cumlaude. Beliau mampu mewujudkan impiannya yang sejak SMA di minatinya. Bukan hanya membanggakan keluarga tetapi membuka mata dunia dan memberi kebanggaan kepada Indonesia tanah airnya. Bahkan selang beberapa waktu kemudian seorang pimpinan perusahaan MBB mengatakan bahwa:

 "Indonesia memerlukan 100 tahun lagi untuk menghasilkan orang sehebat BJ. Habibie". 

Beliau terus berjuang untuk hidup di Jerman. Selain bekerja sebagai asisten peneliti disebuah Institut Konstruksi Ringan di RWTH, beliau juga bekerja pada sebuah  industri kereta api di Jerman yaitu Talbot. Bertepatan perusahaan waktu itu menerima tender produksi gerbong sehingga beliau merancang prototipe gerbong.

Kehadiran beliau diperusahaan Talbot membawa perubahan dalam hal perancangan prototipe gerbong. Beliau mengubah konstruksi prototipe yang sudah digunakan selama puluhan tahun di perusahaan ini. Bahkan ada sebagian yang pesimis bahwa rancangan tersebut akan gagal. Namun beliau membuktikan apa yang diperkiraakan tersebut tidak terbukti. Para ahli yang usianya melebihi beliau dan sangat konservatif mengakui rancangan itu yang akhirnya tim beliau memenangkannya.

Ketika berhasil memperoleh gelar Doktor Teknik tahun 1965, BJ. Habibie dihadapkan pada dua pilihan penting dalam karirnya. Inipun yang bakal mengubah jalan hidup seorang BJ. Habibie. Beliau diberikan pilihan apakah menjadi staf pengajar di RWTH atau bekerja di industri penerbangan Boeing. Sahabat sekalian tentu tahu!, sebesar apa perusahaan Boeing ini dan seketat apa pula untuk bisa di terima di perusahaan ini. Beliau waktu itu ditawarkan untuk bekerja di perusahaan ini.

Setelah melalui pertimbangan bersama Ibu Ainun, akhirnya beliau menolak kedua tawaran bergengsi tersebut. Sahabat bisa bayangkan! bagaimana hal itu bisa dilakukan oleh seseorang yang dikenal sebagai BJ. Habibie. Dari segi keuntungan pribadi dan prestise keilmuan tentu tawaran itu sesuatu yang tidak bisa ditolak. Namun sifat nasionalisme dalam diri beliau lebih besar dibandingkan  nominal tawaran itu. Keinginan untuk membangun kemajuan dirgantara Indonesia masih terlalu besar bersemayam dalam sanubari beliau.


Seiring waktu berjalan, beliau masuk ke perusahaan industri pesawat bernama Hamburger Flugzeug Bau atau dikenal dengan HFB. kebetulan perusaahn ini sedang mengembangkan dua jenis pesawat yaitu Foker28 dan Hansajet 320. Perusahaan ini kemudian mengubah namanya menjadi Messerschmit-Boelkow-Blohm atau dikenal dengan MBB. Pada tahun 1973 karir beliau menanjak setelah diangkat menjadi direktur dalam hal pengembangan dan penerapan teknologi. Bayangkan sahabat sekalian!..jabatan ini merupakan yang tertinggi dijabat oleh selain orang Jerman.

Lingkungan dengan iklim demokratis yang sangat kuat di Jerman telah mengubah pandangan BJ. Habibie. Kebebasan dalam berfikir, serta pencapaian luar biasa dalam teknologi yang disaksikannya di Jerman, membawanya untuk menjadi teknorat yang nasionalis dan demokratis. Iklim ini kemudian  berhasil diterapkan di Indonesia. Sehingga kita bisa melihat betapa dirgantara Indonesia di akui dunia. Bahkan memberi kontribusi dalam memenuhi kebutuhan pesawat terbang di beberapa negara. "Sungguh besar jasamu Pak Habibie". Indonesia telah menjelma menjadi salah satu negara demokrasi terbesar dunia.

Sebagai muslimah, penulis mengajak kepada sahabat muslim dan muslimah untuk megirimkan surat Alfatiha kepada beliau. Semoga beliau tenang di alam sana, dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran yang luar biasa. Semoga tulisan ini memberi banyak inspirasi bagi kita semua dengan meniru kebaikan yang ditebarkan oleh Bapak BJ. Habibie.  

Comments